Beranda | Artikel
Belajar Bahasa Arab [4]
Selasa, 4 Oktober 2016

Program Belajar Kaidah Bahasa Arab 1 Bulan

Tanda-Tanda I’rob pada Isim

Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.

Pada bagian terdahulu telah kita bahas bersama mengenai macam-macam isim. Ada isim yang akhirannya bisa berubah, disebut dengan nama isim mu’rob. Ada ada pula isim yang akhirannya selalu tetap atau tidak bisa berubah yang disebut dengan istilah isim mabni.

Isim-isim yang mu’rob bisa mengalami perubahan akhir kata, misalnya dari harokat dhommah menjadi fathah atau kasroh. Kelompok isim yang mu’rob ini mencakup sembilan macam isim -yang sudah kita kenal pada materi sebelumnya- yaitu; isim mufrod, mutsanna, jamak mudzakkar salim, jamak mu’annats salim, jamak taksir, isim maqshur, manqush, asmaa-ul khomsah, dan isim laa yanshorif. Inilah sembilan macam isim yang mu’rob.

Berikutnya kita akan membahas tanda-tanda i’rob atau perubahan akhir kata pada isim-isim ini. Sebelumnya perlu diketahui bahwa i’rob -perubahan akhir kata- pada isim ada tiga yaitu rofa’, nashob, dan jar. Rofa’ ditandai dengan akhiran dhommah atau tanda lain yang menggantikannya. Misalnya kata ‘rojulun’ artinya ‘seorang lelaki’ ia diakhiri dengan harokat dhommah, maka dalam ilmu nahwu kita sebut kata ini berada dalam keadaan rofa’. Nashob ditandai dengan akhiran fathah atau tanda lain yang menggantikannya. Misalnya kata ‘rojulan’ dengan akhiran fathah, maka dalam nahwu kita sebut kata ‘rojulan’ ini berada dalam keadaan nashob. Jar atau khofdh ditandai dengan ahkhiran kasroh atau tanda lain yang menggantikannya. Misalnya kata ‘rojulin’ dengan akhiran kasroh, maka dalam ilmu nahwu kita katakan ia berada dalam keadaan jar.

Isim atau kata yang di-rofa’ disebut marfu’. Isim yang di-nashob disebut manshub. Dan isim yang di-jar disebut dengan istilah majrur. Untuk memudahkan bisa kita katakan bahwa marfu’ itu tandanya dhommah, manshub tandanya fathah, dan majrur tandanya kasroh. Misalnya kata ‘rojulun’ dia marfu’ dengan tanda dhommah, ‘rojulan’ manshub dengan tanda fathah, dan ‘rojulin’ majrur dengan tanda kasroh. Inilah tiga macam i’rob pada isim.

Kita mulai dari isim mufrod. Isim mufrod atau kata benda tunggal tanda marfu’nya adalah dhommah, manshub dengan fathah, dan majrur dengan kasroh. Misalnya kata yang berbunyi ‘baitun’ (sebuah rumah) dia marfu’ dengan dhommah. Apabila manshub dibaca menjadi ‘baitan’ -dengan fathah- dan apabila majrur dibaca menjadi ‘baitin’ -dengan akhiran kasroh’. Mungkin ada pertanyaan yang muncul; mengapa akhirannya bisa berubah dari dhommah menjadi fathah atau kasroh? Jawabannya adalah disebabkan perubahan kedudukan/jabatan kata di dalam kalimat. Sebab-sebab perubahan ini akan dibahas dalam pembahasan khusus insya Allah.

Kemudian, kita lanjutkan pada isim jamak taksir. Isim jamak taksir misalnya adalah kata ‘rusulun’ artinya ‘para rosul’ bentuk jamak dari kata ‘rosulun’. Pada isim jamak taksir tanda i’robnya sama dengan isim mufrod; yaitu marfu’ dengan dhommah, manshub dengan fathah, dan majrur dengan kasroh. Sehingga jika dibaca menjadi ‘rusulun’ (dalam keadaan marfu’) atau ‘rusulan’ (dalam keadaan manshub) atau ‘rusulin’ (dalam keadaan majrur).

Demikian materi yang kita bahas pada kesempatan ini, mudah-mudahan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita dan kaum muslimin dimana pun berada.

Unduh materi dari sini belajar-4


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/belajar-bahasa-arab-4/